Autobiograafi TALITHA NAYLA AZALIA

Kelas X.6

Autobiograafi TALITHA NAYLA AZALIA

Nama saya Talitha Nayla Azalia, orang-orang memanggil Talitha tapi keluarga dan teman teman-masa kecil memanggil saya Nanay. Saya adalah anak pertama yang lahir di Ciamis, 19 Oktober 2007, saya memiliki 1 orang adik perempuan yang memiliki jarak 7 tahun dengan . Saya lahir dan dibesarkan di pedesaan yang beralamat di Dusun Ciparakan Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

Sejak kecil saya sudah diajarkan oleh Ayah untuk membaca al-Qur’an sehingga ketika SD saya sudah bisa membaca al-Quran dengan lancar. Tidak hanya diajarkan membaca al-Quran, sayapun sudah diajarkan untuk membaca huruf latin, meskipun saat itu membaca adalah satu hal yang paling sulit dilakukan, bahkan sampai menangis. Namun, hal itu berdampak baik saat mengenyam pendidikan di SDN 2 Sukahurip. Ketika orang lain masih kesulitan untuk membaca, saya sudah lebih lancar dari pada yang lain, sehingga saya pun beberapa kali dipercaya untuk mengikuti lomba calistung antar SD. Di sisi lain, ketika di SD sayapun pernah beberapa kali mengikuti lomba membaca puisi, Fashion dan Pidato. Di kelas saya juga mendapat ranking ke-1 berturut-turut sejak kelas II sampai kelas VI.

Lulus dari SDN 2 Sukahurip saya melanjutkan sekolah di MTs N 1 Kota Banjar dan diterima di kelas unggulan. Bisa dikatakan tahun-tahun pertama di MTs cukup problematik karena situasi saat itu sedang terjadi wabah covid-19 sehingga sekolah dilaksanakan secara daring. Mata pelajaran yang baru dan lebih banyak, tidak memiliki teman, takut berbaur dengan yang lain, sampai mendapat ranking yang menurun menjadi faktor penyebabnya. Saat itu saya sering menangis bahkan sempat berpikiran ingin pindah sekolah, namun selalu saya urungkan karena bersekolah di MTs N 1 Kota Banjar adalah salah satu impian besar saya sejak kecil.

Akhirnya, ketika pembelajaran mulai dilakukan tatap muka, saya mulai berusaha untuk berbaur bersama teman-teman yang lain, mulai untuk mendapatkan semangat belajar kembali, dan mulai aktif bergabung dengan organisasi OSIS. Sejak saat itulah belajar di MTs mulai terasa lebih menyenangkan. Di sana juga saya mempunyai sekelompok kecil teman yang tanpa di sengaja terbentuk, karena sering bermain kartu uno bersama, yang kemudian dinamai Sven's Uno. Mereka adalah teman teman yang terbaik. Tidak hanya dalam hal pertemanan, saya juga mendapat ranking yang membaik bahkan masuk tiga besar ranking pararel dan berhasil mempertahankannya sampai akhir kelulusan.

Kemudian saya melanjutkan sekolah di SMAN 3 Banjar. Di SMA saya menjadi anggota OSIS sekaligus PMR. Dan juga mengikuti beberapa ekstrakurikuler seperti English Club dan Dance Club. Kali ini di OSIS saya belajar banyak hal baru tentang bagaimana cara berorganisasi, yang sebelumnya belum saya ketahui. Di PMR juga saya mulai mengerti bagaimana cara melakukan pertolongan pertama yang benar, dan mendapat pengalaman mengikuti lomba traveling kepalangmerahan se-Kota Banjar. Selain itu, di Ekstrakurikuler dance saya akhirnya dapat menyalurkan hobi menari, menndapat lingkungan pertemanan yang baik dan saling merangkul satu sama lain. Di ekstrakurikuler ini saya mendapat pengalaman tampil dance untuk pertama kalinya di depan umum, yang awalnya tampil di acara sekolah sampai tampil di acara yang cukup besar yang diadakan di gedung Banjar Sport Centre, dan itu merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya.

Saya memiliki moto "Let's do our best rather than being the best", dengan moto itu saya percaya menjadi yang terbaik tidak selalu lebih bagus dibandingkan ketika saya mampu melakukannya dengan baik.