IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-9 SMA NEGERI 3 BANJAR, TAHUN AJARAN 2023/2024.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-9 SMA NEGERI 3 BANJAR, TAHUN AJARAN 2023/2024.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR MATA PELAJARAN KIMIA DI
KELAS X-9 SMA NEGERI 3 BANJAR, TAHUN AJARAN 2023/2024.


Nurul Hidayati, S.T.

Kimia merupakan cabang ilmu sains yang mengkaji zat dan materi. Ilmu
kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan
materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Oleh karena itu, kimia
merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Melalui kimia kita
dapat memahami aspek-aspek kebutuhan dasar sebagai manusia, mulai dari
minuman dan makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan,
kesehatan tubuh kita, energi yang kita gunakan, udara yang kita hirup, air, tanah,
dan beragam hal lainnya.
Berangkat dari pemahaman di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kimia adalah mata pelajaran yang penting untuk dipelajari para peserta didik.
Salah satu materi dasar di kelas X yang perlu dipelajari adalah sistem periodik
unsur kimia. Sistem periodik unsur kimia adalah susunan unsur-unsur
berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat-sifatnya.
Dalam upaya mencapai hasil pembelajaran yang optimal pada materi
sistem periodik unsur, model pembelajaran memiliki peran yang sangat esensial.
Oleh sebab itu, penulis pun menerapkan model pembelajaran inovatif yang
relevan yaitu model problem based learning (PBL). Menurut Arends (2013: 102)
“PBL dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir, memecahkan masalah dan intelektualnya; mempelajari peran-peran
orang dewasa melalui berbagai situasi nyata atau simulasi; dan menjadi pelajar
yang mandiri dan otonom”.
Melalui model pembelajaran problem based learning ini peserta didik
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengenali, memahami,
menganalisis, dan menjelaskan sistem periodik unsur guna menghitung reaksi
kimia secara kontekstual. Dengan profil pelajar pancasila yang dikembangkan
yaitu, bernalar kritis, mandiri dan gotong royong.
Pembelajaran ini diimplementasikan di seluruh kelas X (fase E), sampel
data yang digunakan yaitu di kelas X-9, SMA Negeri 3 Banjar, semester ganjil,
tahun ajaran 2023/2024. Adapun jumlah peserta didik kelas X-9 yaitu 36 orang
peserta didik. Dengan durasi pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan (6 x 45
menit).
Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu:
1. Melakukan Asesmen Diagnostik
Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, asesmen diagnostik
perlu dilakukan. Asesmen diagnostik adalah penilaian awal yang
dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik,
kondisi kompetensi, kekuatan dan juga kelemahan peserta didik. Dengan
demikian asesmen diagnostik ini akan mempermudah penulis memahami
bagaimana karakteristik peserta didik pada materi sistem periodik unsur,
agar pembelajaran lebih tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan para
peserta didik.
Di bawah ini merupakan grafik hasil asesmen diagnostik yang telah
dilakukan.

Berdasar pada asesmen diagnostik yang telah dilakukan, penulis
mendapatkan hasil bahwa sebanyak 6 orang peserta didik mendapatkan
skor 40. Sebanyak 8 orang peserta didik mendapat skor 50. Sebanyak 10
orang peserta didik mendapat skor 60, sebanyak 9 orang peserta didik
mendapat skor 70, dan 3 orang peserta didik mendapatkan skor 80. Skor
rata-rata yang didaptkan yaitu 60. Sehingga, penulis dapat menyimpulkan
bahwa hanya 3 orang peserta didik yang mendapatkan skor KTTP
(Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran). Skor KTTP yang ditetapkan
di SMA Negeri 3 Banjar yaitu 76. Oleh karena itu, penulis semakin yakin
untuk melakukan upaya meningkatkan hasil belajar, yaitu dengan cara
mengintegrasikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif yaitu model problem based learning.
2. Melakukan Sintak Pembelajaran Problem Based Learning
Adapun rangkaian sintak PBL yang dilakukan yaitu;
1). Orientasi peserta didik pada masalah
Pada kegitan pertama ini peserta didik disajikan contoh permasalahan
ataupun overview yang kontekstual pada LKPD. Kemudian peserta didik
mengamati, memahami dan bertanya jawab dengan guru maupun peserta
didik lainnya terkait oleh guru.
Overview:
“Setiap ruangan perlu disusun dengan rapi. Selain indah dipandang mata
tentunya untuk membantu manusia dalam aktivitas kesehariannya. Anda
pernah melihat suasana barang atau makanan yang tersusun di dalam
supermarket? Bagaimana para penjual di supermarket menyimpan barang
atau makanan tersebut tersusun dengan rapi? Berdasarkan apa para
penjual tersebut mengklasifikasikan dan mengurutkan barang atau
makanan yang begitu banyak ke dalam rak-rak yang sudah disediakan?
Lalu bagaimana unsur-unsur dalam Sistem periodik tersusun?”
Brainstorming:
Peserta didik ditanyakan, apa yang menjadi dasar setiap unsur disusun
yang kemudian munculah Sistem Periodik Unsur?
2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar (Systematization)
Pada kegiatan ini peserta didik berkelompok sesuai dengan klasifikasi
kemampuan kompetensi tinggi, sedang maupun rendah. Kemudian,
berdiskusi kelompok mencermati pertanyaan terkait yang menjadi dasar
penyusunan sistem periodik unsur pada bagian brainstorming.
3) Membimbing penyelidikan Individu dan kelompok (Problem Description)
Pada aksi ini peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
untuk mencari jawaban, solusi atas permasalahan yang dipertanyakan.
Kemudian, menggunakan buku sumber, pencarian di internet, peserta
didik mendiskusikan dan menyimpulkan konsep-konsep yang peserta
didik kumpulkan pada tahap-tahap sebelumnya.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Evaluation)
Peserta didik berdiskusi sampai menemukan pemecahan masalah.
Kemudian, menyajikan hasil kerja kelompoknya, guru pun mengkonfirmasi
hasil kerja setiap kelompok.
Knowledge Gathering :
Guru memberikan soal latihan dan LKPD untuk Peserta Didik.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Reporting)
Pada aktivitas ini setiap kelompok menganalisis dan menanggapi hasil
kerja dari kelompok lainnya. Kemudian, guru memberi materi penguatan
dan menyimpulkan materi sistem periodik unsur.
3. Melakukan Asesmen Sumatif
Tahap akhir yang dilakukan yaitu mengisi refleksi dan juga asesmen
sumatif. Refleksi atau pun asesmen sumatif sangat penting untuk
dilakukan, hal ini guna mengukur keberhasilan proses pembelajaran yang
telah kita lakukan bersama peserta didik. Berikut merupakan hasil sumatif
yang didapatkan

Berdasar asesmen sumatif yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil
bahwa sebanyak 3 orang peserta didik mendapatkan skor 100. Sebanyak
13 orang peserta didik mendapat skor 90, dan juga sebanyak 19 orang
peserta didik mendapat skor 80.Skor rata-rata yang di dapatkan adalah
90.
Dengan ketercapaiannya skor KTTP yang didapatkan oleh seluruh
peserta didik pada materi sistem periodik unsur, maka dapat penulis simpulkan
bahwa model pembelajaran inovatif problem based learning ini telah berhasil
meningkatkan kemampuan peserta didik hingga mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran ini pun telah berhasil membangun profil pelajar pancasila
yang bernalar kritis, mandiri dan juga gotong royong